Cari Blog Ini

Rabu, 07 April 2010

***GANDHI BERKATA

Sudah berapa kali ya aku mendengar tentang karakter,teringat terakhir ketika LDK yang dibawakan amang Hotman Siahaan… walaupun sudah sering mendengar pembahasannya, jujur saja aku masih bingung sepenuhnya tentang karakterku… ada yang bilang aku dominan sangat choleric tapi sewaktu-waktu aku bisa sangat melankolis… mungkinkah itu penting.

yang penting satu lagi, sebenarnya bagaimanakah kita bisa mengerti karakter sesama kita?, agar berguna dalam berinteraksi, terutama dengan hal jangan sampai menyakiti hati sesama teman, apalagi dalam lingkungan Gereja bagi seorang pelayan Tuhan.

menjadi pertanyaan, sejauh mana kita bisa mengenal dan mengerti karakter sekeliling kita? apakah hanya mengetahui secara teoritis saja? teori hanya nol koma sekian persenlah

Kasihilah semamamu manusia seperti dirimu sendiri... hukum terutama.... kita harus mengenal diri kita dahulu, agar kita bisa mengenal sesama kita... sebelum kita mengenal diri kita...kita harus mengenal siapa yang menciptakan kita.

ya.. pengenalah terhadap Allah merupakan cara agar kita mengenal diri kita sebagai Ciptaan, dan untuk
apa kita diciptakan..."Melayani Tuhan" untuk itulah kita diciptakan, dan untuk itulah kita belajar mengenal sesama kita.

secara teknis mengenal sesama yaitu ; peka, teliti memperhatikan sekeliling dan tidak egois merupakan sesuatu hal yang harus dimiliki untuk mengenal sekeliling.

mungkin cara ini cukup unik, kalau mau benar-benar mengenal karakter sesama, cobalah menjadi seorang guru sekolah minggu, dan mengajar anak yang berada di kelas 3-5 SD secara sadar atau tidak sadar pastinya akan menjadi peka, teliti memperhatikan sekeliling dan tidak egois.

kita akan peka dengan melihat sikap, mendengar panggilan, teriakan bahkan tegoran dari anak-anak itu.

Kita juga akan sangat teliti memperhatikan sekeliling, karena diharuskan menjaga anak-anak tersebut untuk tidak melakukan sesuatu yang berbahaya yang berakibat mencelakakan mereka (Menyeberang di jalan, naik di atas wastafel, bermain api, etc)

dan pastinya, kita akan membiarkan anak-anak tersebut untuk makan barulah setelah itu kita makan. atau membagi coklat yang kita beli dengan porsi lebih banyak buat anak-anak terebut. disitulah kita belajar tidak egois

Dengan demikian kita "BELAJAR" mengenal dan mengerti karakter sesama kita melalui anak-anak tersebut, dan tahu apa yang disebut dengan "MERENDAHKAN HATI" dengan menjadikan diri kita bukan yang terutama, melainkan orang lain.

itulah bagian dari hakekat melayani Tuhan melalui kemanusiaan.

GHANDI pernah berkata : " Saya merindukan perjumpaan dengan Tuhan melalui pelayanan kepada kemanusiaan sebab saya tahu kalau Tuhan tidak di Sorga dan tidak juga di bawah akan tetapi di dalam setiap orang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar